"Ini pengamat habis makan apa? Justru 212 itu ada karena ketidakadilan yang dirasakan oleh kelompok Islam. Ngaco lu ahh," kata dia lewat Twitter @Ferdinand_Haean, Selasa (3/12).
Ferdinand Hutahaean menyarankan Ridlwan Habib jangan menjadi pengamat terus, sesekali disarankan menjadi pemerhati karena pemerhati bekerja menggunakan hati.
"Makanya jangan jadi pengamat terus, sesekali jadi pemerhati. Pengamat gunakan mata, pemerhati gunakan hati," kata dia.
Pernyataan Ridlwan Habib sebagaimana laporan Media Indonesia yang dikutip AKURAT.CO menyebutkan: "Kelancaran acara reuni ini membuktikan rezim Jokowi pro Islam. Acara sebesar itu sangat lancar karena petugas juga sangat membantu."
Menurut Ridlwan acara yang berlangsung di Monumen Nasional, Jakarta Pusat, kemarin, berlangsung sukses karena pemerintah memfasilitasi aspirasi rakyat dengan dibantu aparat keamanan untuk mengamankan acara.
"Saya kira skala prioritas Pak Jokowi jelas untuk masyarakat umum. Wajar saja tidak datang. Tapi acaranya lancar. Jadi rezim ini sangat pro Islam, " kata Ridlwan sebagaimana laporan Media Indonesia. [akr]