Ya, menurut Fahri, kehadiran Prabowo akan membuat umat Islam akan lebih menghormatinya dibandingan Presiden Joko Widodo yang tidak hadir.
"Kalau itu, bukan cuma suara Islam kalau dugaan saya sih ya. Akhirnya orang kan secara keseluruhan memikirkan, berarti selama ini kekacauan bukan diciptakan oleh masyarakat. Ini kankekacauan diciptakan oleh pemerintahan yang diprotes oleh jumlah orang begitu banyak karena berbuat tidak adil," kata Fahri di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Senin (3/12/2018).
Fahri juga melihat pemicu adanya Reuni 212 lantaran pemerintah dinilai tebang pilih terhadap kasus hukum. Terutama kepada umat Islam.
"Dengan segala maaf saya mengatakan pemerintahan yang sekarang ini dianggap tidak memberikan kepastian, terhadap kasus korupsi, terhadap kasus penistaan, terhadap kriminalisasi, terhadap penggunaan UU ITE yang sebenarnya UU administrasi ekonomi tapi menjadi UU pidana," kata dia.
Dengan begitu, kata Fahri, sosok Prabowo dapat dinilai mampu memberikan kepastian kepada masyarakat Indonesia untuk menjadi pemimpin.
"Sekarang ini orang merasa Prabowo itu lebih memberiakan kepastian hukum, keamanan, ketentraman, keadilan, melindungi yang kecil. Secara simbolik itulah yang kemudian makin lama makin dirasakan," kata Fahri.(ts)