Sekretaris Badan Pendidikan dan Pelatihan DPP PDIP Eva Kusuma Sundari menilai tudingan itu tidak masuk akal. Mengingat, seperti kata SBY, presiden ke-6 RI itu bukan rival Jokowi pada Pilpres 2019 ini.
"Aneh, yang nyapres PS (Prabowo Subianto) kok ngerusak (baliho) Pak SBY. Padahal Pak Beye nggaknyaleg. PDIP masih waras," ujar Eva kepada wartawan, Sabtu (15/12/2018).
Eva mengatakan Riau bukanlah basis PDIP. Jadi tidak mungkin pihaknya mencari 'gara-gara' di wilayah yang bukan markas banteng itu.
"Riau bukan basis PDIP, tentu tidak akan cari gara-gara yang mempersempit peluang menang di bukan wilayah basis banteng," katanya.
Untuk itu, Eva meminta Andi Arief tidak sembarangan mengeluarkan pernyataan. Dia juga meminta agar permasalahan ini diserahkan kepada aparat kepolisian.
"Sebaiknya tidak comment yang tendensius, serahkan ke polisi," ujar Eva.
Sebelumnya, Andi Arief mengungkapkan, dari pengakuan pelaku, didapatkan keterangan bahwa 'order' perusakan atribut PD berasal dari PDIP. Selain itu, diperoleh informasi bahwa pelaku berjumlah 35 orang, yang dibagi dalam 5 kelompok.
"Keterangan pelaku perusakan yang ditangkap DPC Demokrat malam tadi menyebut dia disuruh Pengurus PDIP," kata Andi Arief di akun Twitter-nya dan mengizinkandetikcom mengutipnya.
Satu pelaku sebelumnya memang sudah diamankan oleh pihak kepolisian. Polisi menangkap pemuda bernama Heryd Swanto (22), yang hingga kini masih diperiksa secara intensif terkait motifnya.(detik)