Ani Yudhoyono tak habis pikir mengapa bendera kebesaran partainya dirusak sekelompok orang. Padahal, ribuan bendera partai pendukung penguasa yang dipasang sejajar dengan atribut Demokrat, tetap aman.
Ani Yudhoyono tak kuasa membendung air matanya ketika SBY berbicara di depan para kader Demokrat. SBY yang berbicara sambil menahan tangis membuat Ani Yudhoyono terbawa suasana. Ani Yudhoyono tak kuasan menahan tangis.
Dalam foto yang diunggah di akun Instagram pribadinya, Ani tampak menghapus air matanya dengan tisu. Seorang wanita yang duduk di sampingnya berusaha menghibur. Wanita itu memegang tangan Ani yang sedang bersedih.
“Saya sangat sedih hal begini terjadi di Pekanbaru, Riau. Ribuan baliho yang mengucapkan selamat datang terhadap kunjungan Pak SBY & saya, termasuk bendera Demokrat (di tengah puluhan ribu baliho Pak Jokowi & bendera-kader Partai lain) dirusak, disobek-sobek & dibuang ke parit-parit,” tulis Ani sebagai keterangan foto.
“Adakah negeri tercinta ini sudah berubah? Adakah aksi-aksi kekerasan & kedzaliman seperti ini bakal mewarnai Pemilu 2019 yang seharusnya berlangsung damai, jujur dan adil?,” tandas Ani.
Sementara itu, SBY tampak menahan tangis saat menceritakan perasaannya usai melihat atribut Demokrat yang dirusak.
SBY sangat sedih melihat bendera kebesaran partainya dibuang ke dalam parit. SBY mengaku sudah mengetahui siapa pihak yang menunggangi pengrusakan itu.
“Saya mendapat evidence atau bukti baru, bukti yang lain. Alhamdulillah makin terang, makin jelas pihak mana, siapa-siapa yang mengarsiteki, yang mengarahkan dilakukannya tindakan yang sangat tidak terpuji ini,” kata SBY saat memberikan keterangan pers, Sabtu (15/12) siang.
Presiden ke-6 RI ini menegaskan akan mengawal proses hukum dan melanjutkan kegiatannya selama di Pekanbaru, Riau.
“Saya akan melanjutkan, bagi saya kebenaran dan keadilan harus terang di bumi Riau ini,” ujarnya.
SBY pun curhat. Ia mengatakan bahwa kedatangannya ke Pekanbaru bukan untuk berkompetisi dengan partai yang mengusung Jokowi-Ma’ruf Amin. Meski partai yang dipimpinnya ini mendukung pasangan calon presiden Prabowo-Sandiaga Uno.
“Saya ini bukan Capres. Saya tidak berkompetesi dengan Bapak Presiden Jokowi. Kompetisi antara Prabowo dengan Jokowi, it is not my competion, bukan. Tapi mengapa justru saya dan Demokrat yang diserang dan dihancurkan,” curhat SBY.
“Sekali lagi itu bukan perang saya. Kenapa saya dibeginikan?” keluh SBY yang pernah menjabat sebagai presiden RI selama 2 periode ini.