BALIKPAPAN - 10 Juni, yang merupakan hari lahir Subaidah (23), juga menjadi hari terakhir dimana ia melihat dunia.
Subaidah tewas dibunuh suaminya sendiri tepat di usianya yang ke 23.
Kepergian Subaidah yang tiba-tiba menyisakan kepiluan bagi anggota keluarganya.
Kakak sepupu korban, Mubin mengaku tak percaya Novi Dwi Kusuma (28) yang tak lain merupakan suami korban tega menghabisi nyawa istrinya sendiri.
Mubin mendapat kabar tewasnya sepupunya dari ayah korban. Saat itu jenazah sudah dilarikan ke Mortuari Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Kanujoso Djatwibowo.
"Habis dikabari paman, saya langsung ke rumah sakit, saya diminta nungguin jenazah," tuturnya.
Mubin beserta anak dan istrinya, menunggu tim medis melakukan autopsi. Ia mengatakan Subaidah dikenal sebagai orang yang mudah bergaul.
Beberapa waktu terakhir, ia dan suami sedang ikut orang berjualan sate Madura di kawasan Sepinggan.
Menurut Mubin, sehari sebelum Zubaidah meregang nyawa, ia dan suaminya habis bekerja dan diantar pulang lebih dulu.
Berbeda dengan Subaidah yang supel, suaminya Novi dikenal sebagai sosok pendiam.
Memang beberapa hari belakangan, tetangga dan orangtua yang tinggalnya tak jauh dari rumah korban kerap mendengar korban cekcok dengan pelaku.
Walau begitu keduanya masih terlihat bekerja bersama, berangkat mulai pukul 07.00 Wita sampai 14.00 Wita. Namun sang suami lembur dan lanjut bekerja sampai malam.
"Ayahnya setuju korban diautopsi, tapi tidak sampai dibedah dan hanya sebatas lehernya saja. Besok (11/6/2017) rencananya akan dimakamkan," ungkapnya.
Kejadian pembunuhan Zubaidah terjadi di rumahnya sendiri, di Jalan Mulawarman, Perumahan Daksa, Gang Arjuna, RT 10, Kelurahan Sepinggan, Balikpapan Selatan.
Putra korban, Ilman (4) yang menemukan ibunya bersimbah darah.
Selama ini Ilman tinggal dengan Subaidah dan suaminya.
Namun si bocah lebih sering tidur bersama neneknya di rumah yang tak jauh dari tempat tinggal orang tuanya.