[Humas UGM/detikcom]
Daun Sudamala atau (Artemisia vulgaris) merupakan tanaman gulma pertanian yang banyak tumbuh di daerah dataran tinggi seperti Wonosobo, Jawa Tengah. Daun Sudamala ternyata memiliki bau yang tidak disukai nyamuk sehingga dapat dimanfaatkan sebagai bahan antinyamuk.
Lima mahasiswa Universitas Gadjah Mada (UGM) adalah Vika Ichsania Ninditya, Endah Purwanti, dan Ajeng Tyas Utami dari Fakultas Kedokteran Hewan serta Aprillyani Sofa Marwaningtyaz dan Nadia Khairunnisa dari Fakultas Farmasi. Kelimanya mengembangkan cairan antinyamuk dari daun Sudamala karena didasari masih banyak terjadi kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) yang mengancam kesehatan masyarakat di Indonesia.
"Daun sudamala memilik bau yang tidak disukai nyamuk," kata Vika.
Menurutnya dipasaran sudah banyak beredar produk antinyamuk, namun dalam penggunaanya belum ampuh untuk mencegah gigitan nyamuk. Selain itu dapat menimbulkan efek samping seperti resistensi dan gangguan kesehatan.
"Formula antinyamuk dari bahan herbal, daun sudamala ini tidak hanya mampu mencegah gigitan nyamuk di kulit, tetapi juga aman bagi tubuh," katanya.
Formula berbentuk spray antinyamuk tersebut diberi nama ARTS atau kependekan dari Artemisia vulgaris.
Untuk mengetahui efektivitas daun Sudamala sebagai antinyamuk lanjut Vita, mereka melakukan penelitian dengan menguji ekstrak daun Sudamala. Uji pertama yaitu uji efektivitas ekstrak daun Sudamala. Dalam uji ini ekstark daun Sudamala di masukkan kedalam botol lalu dimasukkan 20 nyamuk dibiarkan hingga 2 jam.
"Hasilnya ekstrak daun Sudamala dengan konsentrasi 5.700 mikrogram mampu membunuh 50 persen nyamuk yang dimasukkan ke botol," papar Vita di keterangan tertulis yang diterima detikcom, Sabtu (10/6/2017).
Selanjutnya adalah uji repellent assay untuk membuktikan keampuhan ekstark daun Sudamala dalam memcegah gigitan nyamuk. Mereka melakukan uji gigitan nyamuk dengan memasukkan tangan yang telah disemprotkan cairan ARTS ke dalam kotak berisi 50 nyamuk betina. Uji coba dilakukan selama lima menit dan dilakukan berulang setelah lima menit selama 1 jam. Hasilnya, spray ini ampuh dalam mencegah gigitan nyamuk.
"Sama sekali tidak ada nyamuk yang menempel," imbuh Aprillyani.
Aprillyani mengatakan saat ini mereka mengembangkan spray antinyamuk ARTS dalam tiga jenis yakni spray, lotion, dan cream. Kedepan mereka akan terus mengembangkan dan melakukan penelitian lanjutan agar produk dapat segera digunakan masyarakat dan membantu menurunkan angka kejadian DBD.
Daun Sudamala atau (Artemisia vulgaris) merupakan tanaman gulma pertanian yang banyak tumbuh di daerah dataran tinggi seperti Wonosobo, Jawa Tengah. Daun Sudamala ternyata memiliki bau yang tidak disukai nyamuk sehingga dapat dimanfaatkan sebagai bahan antinyamuk.
Lima mahasiswa Universitas Gadjah Mada (UGM) adalah Vika Ichsania Ninditya, Endah Purwanti, dan Ajeng Tyas Utami dari Fakultas Kedokteran Hewan serta Aprillyani Sofa Marwaningtyaz dan Nadia Khairunnisa dari Fakultas Farmasi. Kelimanya mengembangkan cairan antinyamuk dari daun Sudamala karena didasari masih banyak terjadi kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) yang mengancam kesehatan masyarakat di Indonesia.
"Daun sudamala memilik bau yang tidak disukai nyamuk," kata Vika.
Menurutnya dipasaran sudah banyak beredar produk antinyamuk, namun dalam penggunaanya belum ampuh untuk mencegah gigitan nyamuk. Selain itu dapat menimbulkan efek samping seperti resistensi dan gangguan kesehatan.
"Formula antinyamuk dari bahan herbal, daun sudamala ini tidak hanya mampu mencegah gigitan nyamuk di kulit, tetapi juga aman bagi tubuh," katanya.
Formula berbentuk spray antinyamuk tersebut diberi nama ARTS atau kependekan dari Artemisia vulgaris.
Untuk mengetahui efektivitas daun Sudamala sebagai antinyamuk lanjut Vita, mereka melakukan penelitian dengan menguji ekstrak daun Sudamala. Uji pertama yaitu uji efektivitas ekstrak daun Sudamala. Dalam uji ini ekstark daun Sudamala di masukkan kedalam botol lalu dimasukkan 20 nyamuk dibiarkan hingga 2 jam.
"Hasilnya ekstrak daun Sudamala dengan konsentrasi 5.700 mikrogram mampu membunuh 50 persen nyamuk yang dimasukkan ke botol," papar Vita di keterangan tertulis yang diterima detikcom, Sabtu (10/6/2017).
Selanjutnya adalah uji repellent assay untuk membuktikan keampuhan ekstark daun Sudamala dalam memcegah gigitan nyamuk. Mereka melakukan uji gigitan nyamuk dengan memasukkan tangan yang telah disemprotkan cairan ARTS ke dalam kotak berisi 50 nyamuk betina. Uji coba dilakukan selama lima menit dan dilakukan berulang setelah lima menit selama 1 jam. Hasilnya, spray ini ampuh dalam mencegah gigitan nyamuk.
"Sama sekali tidak ada nyamuk yang menempel," imbuh Aprillyani.
Aprillyani mengatakan saat ini mereka mengembangkan spray antinyamuk ARTS dalam tiga jenis yakni spray, lotion, dan cream. Kedepan mereka akan terus mengembangkan dan melakukan penelitian lanjutan agar produk dapat segera digunakan masyarakat dan membantu menurunkan angka kejadian DBD.